Minggu, 18 Mei 2025

Dayah Modern Darul Ulum YPUI Banda Aceh Pelepasan lulusan Angkat ke 30 tahun 2025



Banda Aceh – Dayah Modern Darul Ulum YPUI Banda Aceh lakukan pelepasan lulusan. Angkatan ke 30 jenjang MTs (kelas IX) dan MA (kelas XII) pada Minggu, 8 Mei 2025. Bertempat di Aula Universitas Muhammadiyah Banda Aceh.

Acara pelepasan yang khidmat ini dihadiri sejumlah tokoh, Tampak hadir Wakil Pembina YPUI Banda Aceh Drs. Ibnu Sa'dan, M.Pd., Kepala Kantor Kemenag Kota Banda Aceh H. Salman Arifin, S.Pd., MA, Kepala Bidang Pontren Kanwil Kemenag Aceh Dr. Muntasir, MA, serta perwakilan Polresta Banda Aceh. 

Dalam sambutanya pembina YPUI bapak  Ibnu Sa'dan menekankan bahwa momen ini bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan di "medan amal nyata" masyarakat, di mana "wisuda yang sebenarnya" terjadi melalui pengamalan ilmu dan akhlak,  karakter santri akan diuji dan terbukti dalam interaksi dan kontribusi mereka di tengah-tengah kehidupan.

Kepala Kemenag Banda Aceh, Salman Arifin, yang turut hadir memuji Dayah Modern Darul Ulum yang berhasil memadukan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai keislaman. Menurutnya, lulusan dayah dituntut "tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat secara moral dan spiritual," sehingga siap menjadi "agen perubahan" positif di masyarakat. 

Hal Senada, Dr. Muntasir menambahkan bahwa lulusan dayah modern merupakan "aset penting" bagi Aceh dan Indonesia. Mereka memiliki kemampuan unik untuk "menjembatani nilai-nilai tradisional pesantren dengan perkembangan zaman," sebuah kapasitas yang esensial dalam menjaga identitas moral bangsa di tengah arus globalisasi.


Humas MA Darul Ulum Bapak Samsul Bahri manambahkan bahwa  pelepasan santri Darul Ulum tahun ini menekan pada pesan moral pentingnya fondasi moral dan spiritual yang kuat, mereka diharapkan mampu berperan aktif menjaga dan memperkaya moral karakter bangsa melalui pengabdian di berbagai bidang.


Kamis, 08 Mei 2025

MA Darul Ulum Banda Aceh dan Universitas Ubudiyah Indonesia Jalin Kerja Sama Strategis Melalui Penandatanganan MoU



Banda Aceh – Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum Banda Aceh dan Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) secara resmi menjalin kerja sama strategis. Penandatanganan kedua dokumen MoU dan MoA dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Mei 2025, di ruang sidang UUI oleh kepala MA Darul Ulum Mariani, MA, dan Rektor UUU Dr. Meutiawati.

Fokus utama dari kerja sama mencakup beberapa bidang krusial. Di antaranya adalah pelaksanaan sharing season untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terbaik, kolaborasi dalam publikasi ilmiah, serta program pembinaan karakter baik bagi guru maupun siswa. Selain itu, kerja sama ini juga akan menyentuh aspek binaan gizi dan psikologi yang bertujuan untuk memberikan dukungan komprehensif dalam menunjang pengembangan potensi karier siswa.

Kerja sama ini diharapkan memberikan manfaat timbal balik bagi kedua belah pihak. Bagi MA Darul Ulum kerjasama MoU ini akan membuka akses terhadap keahlian dan sumber daya yang dimiliki UUI, seperti peningkatan kapasitas guru melalui program pembinaan, Bagi Siswa program pengembangan karakter dan kesehatan dalam aspek gizi dan psikologi untuk pertumbuhan dan persiapan karier mereka di masa depan.

Sementara itu, UUI berkesempatan untuk berkontribusi secara langsung dalam pengembangan pendidikan di tingkat menengah atas, memperluas jangkauan pengabdian kepada masyarakat, dan memperkuat hubungan kelembagaan dengan MA Darul Ulum. Didampingi itu juga dapat dilakukan Kolaborasi dalam publikasi ilmiah juga akan meningkatkan khazanah keilmuan kedua institusi [

Selasa, 06 Mei 2025

Urgensi Qanun Mawaris dan Hibah: Merajut Keadilan Syariat dan Harmoni Sosial untuk Keluarga dan Gampong ( Desa)


Oleh: Samsul Bahri, S.Pd., M.Pd
Guru MA Darul Ulum Banda Aceh
Ketua Bidang Pendidikan YPUI Banda Aceh


Persoalan Warisan dan Hibah ini mungkin tidak setiap hari menjadi topik utama di media massa atau perbincangan hangat di ruang-ruang publik. Ia tidak se-"dominan" isu-isu politik, ekonomi makro, atau pembangunan fisik yang lebih terlihat dan menarik perhatian massal. Ia adalah masalah yang lebih senyap, bergerak di balik pintu rumah tangga, dianggap sebagai urusan internal keluarga yang tabu untuk dibicarakan luas.

Inilah sebabnya ia terasa "tidak dominan" dalam perhatian kita sehari-hari. Namun, di balik kesenyapan dan diamnya itu, masalah Warisan dan Hibah adalah isu yang sangat sensitif dan fundamental. Ia menyentuh langsung inti hubungan darah, ikatan kekeluargaan, dan hak kepemilikan harta yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Ia adalah masalah yang seringkali dihindari diskusinya dengan alasan "menjaga perasaan", "tidak enak", atau "takut menimbulkan konflik". Tetapi, ironisnya, justeru karena ia dihindari dan ditunda penyelesaiannya, di situlah bibit-bibit konflik dan ketidakadilan mulai berakar dan tumbuh subur.


Jumat, 18 April 2025

Tingkatkan Literasi Kesehatan di Era Digital, Siswa MA Darul Ulum Dibekali Deteksi Dini Kanker Payudara

Banda Aceh - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, pentingnya literasi kesehatan bagi siswa remaja semakin tak terbantahkan. Menyadari hal ini, Ikatan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) menggelar sosialisasi bertajuk “SAKURA” (Sadari Kanker Payudara Sejak Dini) di Madrasah Aliyah (MA) Darul Ulum Banda Aceh, Jumat (19/04). Kegiatan ini memberikan bekal penting bagi para siswi dalam memahami kesehatan diri, khususnya terkait deteksi dini kanker payudara.

Bertempat di ruang perpustakaan madrasah, puluhan siswi MA Darul Ulum antusias mengikuti kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan payudara sejak usia dini. Perwakilan koordinator kegiatan, dr. Mutia Diana, M.Kes, menekankan bahwa edukasi kesehatan di usia remaja merupakan langkah krusial dalam upaya pencegahan penyakit di kemudian hari.

"Kami berharap kegiatan ini dapat menanamkan pemahaman yang kuat kepada para remaja putri tentang pentingnya kepedulian terhadap kesehatan payudara. Dengan deteksi dini, potensi risiko kanker payudara dapat dicegah atau ditangani lebih awal," jelas dr. Mutia.

Materi yang disampaikan dalam sosialisasi mencakup pengetahuan mendasar tentang anatomi payudara, tata cara melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dengan benar, serta identifikasi tanda-tanda awal yang patut diwaspadai. Sesi tanya jawab interaktif pun menjadi wadah bagi para siswi untuk menggali informasi lebih dalam dan menghilangkan keraguan terkait isu kesehatan ini.

Kepala MA Darul Ulum, Mariani, S.Ag., MA, menyambut baik inisiatif FK USK ini. Beliau berharap agar program-program edukatif serupa dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak siswa madrasah dalam upaya promosi kesehatan.

"Kami sangat mengapresiasi kedatangan tim dari FK USK yang telah memberikan edukasi yang sangat berharga ini. Pengetahuan seperti ini sangat dibutuhkan oleh para remaja putri agar mereka mulai memahami pentingnya menjaga kesehatan diri sejak dini. Kami berharap kerja sama yang baik ini dapat terus terjalin," ungkap Mariani.

dr. Maria Meildi Sp.B. Subsp.onk (k), yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan ini, menyoroti pentingnya konsultasi dini jika terdapat keluhan pada area payudara. Beliau menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat yang merasa tabu untuk memeriksakan diri, padahal konsultasi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat sangat penting untuk mencegah penyebaran kanker yang lebih luas.

Sebagai penutup kegiatan, para siswi mendapatkan kesempatan untuk melakukan praktik simulasi pemeriksaan SADARI secara mandiri di bawah bimbingan tim medis FK USK. Selain itu, booklet edukasi juga dibagikan sebagai panduan yang dapat mereka gunakan di rumah. Kegiatan "SAKURA" ini diharapkan dapat meningkatkan literasi kesehatan para remaja putri, memberdayakan mereka untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri, dan memanfaatkan informasi yang mereka peroleh untuk tindakan pencegahan yang tepat.


Kamis, 17 April 2025

Jerat Pornografi di Genggaman Remaja: Ancaman Nyata yang Mengintai Generasi Aceh

 

Oleh: Samsul Bahri
Ketua Bidang Pendidikan YPUI, Guru Fisika & Waka Humas MA Darul Ulum Banda Aceh

Keresahan mendalam mencuat dalam forum pengajian tenaga pendidik dan kependidikan (tendik) Yayasan Pendidikan Ulumul Qur'an (YPUI) baru-baru ini. Tgk. Jiem (Tgk. Muhammad Umar), dalam penyampaiannya yang menggugah, menyoroti bahaya laten yang mengintai generasi muda Aceh: akses bebas terhadap konten pornografi melalui gawai (gadget) yang mereka genggam sehari-hari.

Access Melalui WAG

Informasi yang disampaikan Tgk. Jiem, bahwa di sekolah-sekolah di luar lingkungan Dayah Darul Ulum (yang memiliki aturan ketat terkait penggunaan gawai), siswa dan remaja dengan mudah terpapar tautan-tautan (link) pornografi yang bahkan dapat tersebar melalui fitur pembaruan status WhatsApp Group, adalah alarm yang harus kita dengar bersama. Acara pengajian yang dihadiri oleh seluruh guru, ustaz, dan kepala MA Darul Ulum Banda Aceh ini menjadi saksi betapa seriusnya ancaman ini bagi masa depan anak-anak kita.

Kita selama ini mungkin terlalu fokus pada bahaya narkoba dan judi online sebagai ancaman utama bagi generasi muda. Padahal, pornografi, yang kini hadir dalam saku setiap remaja melalui layar gawai mereka, adalah bentuk bahaya lain yang tak kalah merusak. Paparan konten dewasa di usia dini dapat mempengaruhi perkembangan psikologis dan seksual yang sehat, memicu perilaku seksual berisiko, merusak nilai-nilai moral dan agama, mengganggu konsentrasi belajar, hingga berpotensi mengarah pada kecanduan yang merusak masa depan mereka.

Lebih jauh lagi, normalisasi pornografi di kalangan remaja dapat mendistorsi pandangan mereka tentang relasi dan seksualitas, merendahkan martabat manusia, dan melemahkan fondasi keluarga dan masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami. Fitur pembaruan status di aplikasi pesan instan, yang seharusnya menjadi ruang berbagi informasi positif, justru berpotensi menjadi jalur penyebaran racun visual yang merusak.

Dampak yang Menggerogoti:

Dampak buruk pornografi pada remaja tidak hanya bersifat individual, tetapi juga kolektif:

 * Erosi Nilai-Nilai Budaya dan Agama: Aceh dikenal dengan kekayaan budaya dan nilai-nilai agama yang kuat. Paparan pornografi secara masif dapat mengikis nilai-nilai tersebut dan menggiring generasi muda pada perilaku yang bertentangan dengan norma-norma yang kita junjung tinggi.

 * Gangguan pada Proses Pendidikan: Konsentrasi belajar siswa akan terpecah, motivasi menurun, dan prestasi akademik terancam akibat pikiran yang terdistraksi oleh konten pornografi. Lingkungan belajar yang seharusnya kondusif menjadi teracuni oleh pengaruh negatif dari luar.

 * Pembentukan Karakter yang Rentan: Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat dapat terkikis akibat paparan konten yang seringkali mengeksploitasi dan merendahkan manusia. Generasi yang terpapar pornografi rentan menjadi individu yang kurang memiliki empati dan kepedulian sosial.

Saatnya Bertindak: Ajakan Persuasif untuk Perlindungan Generasi Aceh:

Keresahan yang disuarakan dalam forum pengajian YPUI ini adalah panggilan mendesak untuk bertindak. Kita tidak bisa lagi menutup mata atau menganggap remeh bahaya pornografi yang mengintai anak-anak kita di era digital ini. Dibutuhkan sinergi dan perhatian serius dari berbagai pihak:

 * Para Guru dan Kepala Sekolah/Madrasah: Garda terdepan pendidikan harus lebih proaktif dalam melakukan pengawasan dan memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya pornografi dan pentingnya penggunaan gawai secara bijak. Sosialisasi dan edukasi tentang literasi digital dan etika berinternet perlu diintensifkan. Sekolah dan madrasah dapat bekerja sama dengan orang tua untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat bagi siswa.

 * Dinas Pendidikan Aceh dan Kementerian Agama Aceh: Pemerintah daerah dan instansi terkait memiliki tanggung jawab besar dalam merumuskan kebijakan dan program yang komprehensif untuk melindungi generasi muda dari bahaya pornografi. Regulasi terkait penggunaan gawai di lingkungan sekolah dan madrasah perlu diperketat dan diimplementasikan secara efektif. Kampanye publik tentang bahaya pornografi dan pentingnya pendidikan seksualitas yang sehat perlu digalakkan.

 * Orang Tua: Peran orang tua sangat krusial dalam mengawasi penggunaan gawai anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka dan edukasi tentang bahaya pornografi sejak dini menjadi kunci. Orang tua perlu menjadi teladan dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan menciptakan batasan yang jelas bagi anak-anak mereka.

Kita tidak ingin generasi emas Aceh tumbuh menjadi generasi yang rapuh dan kehilangan arah akibat jerat pornografi di genggaman mereka. Ini bukan hanya masalah individu, tetapi masalah kita bersama sebagai masyarakat Aceh yang memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi masa depan anak-anak kita. Mari bergandengan tangan, dengan kesadaran penuh akan bahaya laten ini, untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat bagi tumbuh kembang generasi penerus bangsa. Jangan biarkan gawai yang seharusnya menjadi jendela ilmu pengetahuan justru menjadi pintu gerbang menuju kehancuran. Saatnya bertindak nyata sebelum penyesalan datang terlambat.


Rabu, 16 April 2025

Sekolah/Madrasah "Toxic": Ambisi Buta dan Dampaknya pada Pendidikan

Di tengah gemuruh tuntutan untuk mencapai prestasi dan citra sekolah yang gemilang, terkadang muncul fenomena kepemimpinan yang alih-alih memberdayakan, justru menjadi racun bagi ekosistem pendidikan. Inilah potret kepala sekolah atau madrasah "toxic" yang menghalalkan segala cara demi mencapai target ambisius, tanpa mengindahkan proses, nilai-nilai, dan kesejahteraan komunitas sekolah.



Mengambil Jalan Pintas Demi Target:

Ciri paling mencolok dari  sekolah/madrasah toxic adalah obsesi berlebihan terhadap pencapaian target instan. Peningkatan nilai ujian, lolos seleksi bergengsi, atau meraih penghargaan tertentu menjadi tolok ukur utama keberhasilan, seringkali mengesampingkan kualitas proses pembelajaran dan perkembangan holistik siswa. Demi mencapai target ini, berbagai jalan pintas pun ditempuh.

Salah satu praktik yang sering ditemui adalah drill ala bimbingan belajar tanpa esensi pemahaman. Siswa dijejali soal-soal latihan secara intensif tanpa diberikan pemahaman mendalam tentang konsep dasarnya. Tujuan utamanya bukan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, melainkan sekadar menghafal pola soal agar berhasil dalam ujian. Proses eksplorasi, diskusi, dan penemuan yang seharusnya menjadi ruh pendidikan pun terabaikan.

Lebih ironis lagi, praktik memberikan nilai tinggi secara tidak transparan dan tidak akuntabel seringkali menjadi "kartu as" untuk mendongkrak citra sekolah. Kenaikan nilai yang signifikan tanpa adanya peningkatan kualitas belajar yang nyata adalah pembohongan publik dan merusak integritas sistem penilaian. Hal ini bukan hanya menipu orang tua dan masyarakat, tetapi juga menumpulkan motivasi belajar siswa yang sebenarnya.

Beban Berat bagi Guru Idealis:

Kehadiran kepala sekolah/madrasah toxic menjadi beban psikologis dan profesional yang berat bagi guru-guru idealis. Mereka yang memiliki komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip pendidikan yang humanis dan berorientasi pada proses seringkali merasa frustrasi dan tertekan. Upaya mereka untuk menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan mendalam terbentur oleh kebijakan yang fokus pada drill dan hasil instan.

Guru-guru idealis dipaksa untuk meninggalkan praktik-praktik terbaik mereka dan mengikuti arus pragmatisme sempit yang didiktekan oleh pimpinan. Mereka merasa kehilangan otonomi profesional dan idealisme mereka perlahan terkikis. Kondisi ini dapat memicu stres, demotivasi, bahkan keinginan untuk meninggalkan profesi yang seharusnya mereka cintai.

Dampak Negatif yang Merusak:

Praktik-praktik "toxic" dalam kepemimpinan sekolah/madrasah membawa dampak negatif yang luas dan mendalam:

Terhadap Siswa:

   * Pembelajaran Dangkal: Siswa tidak memiliki pemahaman konsep yang kuat dan hanya mengandalkan hafalan.

   * Keterampilan Berpikir Kritis Tumpul: Proses belajar yang berorientasi pada drill tidak mengembangkan kemampuan analisis, evaluasi, dan sintesis.

   * Tekanan Psikologis: Tuntutan target yang berlebihan dan suasana belajar yang tidak kondusif dapat memicu stres, kecemasan, dan hilangnya minat belajar.

   * Pembentukan Karakter yang Cacat: Nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung jawab tergerus oleh praktik manipulasi nilai dan fokus pada hasil instan.

 Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan dan Budaya Sekolah:

   * Erosi Nilai Akademik: Keunggulan akademik yang semu dan dibangun di atas fondasi yang rapuh merusak makna sebenarnya dari pendidikan berkualitas.

   * Hilangnya Budaya Kolaborasi dan Inovasi: Suasana kerja yang otoriter dan fokus pada target individu menghambat terciptanya budaya kolaborasi antar guru dan inovasi dalam pembelajaran.

   * Ketidakpercayaan dan Disfungsi Komunikasi: Praktik-praktik yang tidak transparan dan akuntabel menumbuhkan ketidakpercayaan antara pimpinan, guru, siswa, dan orang tua.

Timbulnya Apatisme dan Terbentuknya Guru Toxic:

   * Apatisme Guru: Guru-guru idealis yang terus menerus dikecewakan dan tidak didukung dapat mengalami apatisme, kehilangan semangat untuk berinovasi dan memberikan yang terbaik.

   * Pembentukan Guru Toxic: Dalam lingkungan kerja yang tidak sehat, sebagian guru mungkin terpaksa atau bahkan terpengaruh untuk mengadopsi praktik-praktik "toxic" demi bertahan atau mendapatkan pengakuan dari pimpinan. Mereka mungkin mulai fokus pada hasil instan, mengabaikan kebutuhan individual siswa, dan kehilangan idealisme mereka.

Refleksi :

Fenomena sekolah/madrasah toxic adalah cerminan dari tekanan sistemik yang seringkali terlalu fokus pada output kuantitatif daripada kualitas proses. Ambisi yang tidak terkendali dan kurangnya pemahaman mendalam tentang esensi pendidikan menjadi pemicu utama. Kepemimpinan yang seharusnya menjadi teladan dan inspirasi justru menjelma menjadi sumber masalah.

Praktik mengambil jalan pintas dan manipulasi nilai adalah bentuk pelanggaran etika dan profesionalisme yang serius. Hal ini tidak hanya merugikan siswa secara akademik dan psikologis, tetapi juga merusak citra institusi pendidikan secara keseluruhan. Kurangnya pengawasan dan akuntabilitas dari pihak berwenang juga turut memperparah masalah ini.

Solusi dan Langkah Perbaikan:

Mengatasi fenomena  sekolah/madrasah toxic membutuhkan upaya komprehensif dari berbagai pihak:

 * Penguatan Sistem Seleksi dan Evaluasi Kepala Sekolah/Madrasah: Proses seleksi harus lebih ketat dan tidak hanya fokus pada kemampuan manajerial, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang filosofi pendidikan, kepemimpinan yang berorientasi pada proses, dan integritas moral. Evaluasi kinerja kepala sekolah/madrasah harus melibatkan berbagai pihak (guru, siswa, orang tua) dan tidak hanya bertumpu pada hasil ujian.

 * Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas: Dinas Pendidikan dan pihak berwenang lainnya perlu meningkatkan pengawasan terhadap praktik-praktik di sekolah/madrasah. Mekanisme pelaporan dan penanganan keluhan harus dibuat lebih efektif dan transparan. Sanksi tegas perlu diberikan kepada kepala sekolah/madrasah yang terbukti melakukan praktik "toxic".

 * Pemberdayaan dan Dukungan bagi Guru: Guru-guru idealis perlu mendapatkan dukungan dan ruang untuk mengembangkan praktik-praktik pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa. Pelatihan dan pengembangan profesional yang fokus pada pedagogi transformatif dan pengembangan karakter perlu ditingkatkan.

 * Peningkatan Kesadaran dan Literasi Pendidikan bagi Orang Tua dan Masyarakat: Orang tua dan masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya proses pembelajaran yang berkualitas dan tidak hanya terpaku pada hasil instan. Keterlibatan aktif orang tua dalam mengawasi dan memberikan masukan terhadap proses pendidikan di sekolah/madrasah sangat penting.

 * Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan yang Holistik: Kurikulum dan sistem penilaian perlu dirancang untuk mendorong perkembangan holistik siswa, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian tidak hanya fokus pada hasil ujian, tetapi juga pada proses belajar, partisipasi aktif, kreativitas, dan pengembangan karakter.

Kesimpulan.

Sekolah/madrasah toxic adalah ancaman nyata bagi kualitas pendidikan. Ambisi buta dan praktik-praktik yang menghalalkan segala cara tidak hanya merusak perkembangan siswa dan membebani guru, tetapi juga menggerogoti nilai-nilai luhur pendidikan dan budaya sekolah. Dibutuhkan kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari semua pihak untuk memberantas fenomena ini dan menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat, inspiratif, dan berorientasi pada kemajuan sejati. Hanya dengan kepemimpinan yang visioner, berintegritas, dan berpihak pada proses, kita dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan bermakna bagi generasi penerus bangsa.


Rabu, 19 Februari 2025

Integrasi Kurikulum dan Manajemen SDM Terpadu untuk Dayah Darul'ulum dan Madrasah Aliyah Darul'ulum Banda Aceh

 


 Usulan Gagasan Integrasi Kurikulum dan Manajemen SDM Terpadu dalam Mengurangi Beban Akademik dan Stres Siswa di Dayah Darul'ulum & Madrasah Aliyah Darul'ulum Banda Aceh

(Reformasi Terpadu untuk Optimalisasi Pendidikan)

Dalam menghadapi tantangan pendidikan modern, terdapat kebutuhan mendesak untuk menyatukan sistem pembelajaran di lingkungan Dayah Darul'ulum dan Madrasah Aliyah Darul'ulum Banda Aceh, agar materi pelajaran ulum tidak diajarkan secara terpisah dan duplikasi yang terjadi tidak hanya membebani siswa, tetapi juga mengakibatkan inefisiensi penggunaan anggaran serta sumber daya. Usulan reformasi ini mengintegrasikan kurikulum Dayah agar sejalan dengan kurikulum madrasah, dengan penyesuaian yang mempertahankan kekayaan tradisional melalui pendekatan kitab kuning, sekaligus mengadopsi struktur pembelajaran formal yang sistematis. Pendekatan yang lebih humanis diharapkan mampu mengurangi beban akademik, mengurangi kelelahan dan stres, serta mendukung kesejahteraan psikologis peserta didik.

I. Latar Belakang

A. Kondisi Eksisting

  • Duplikasi Materi Pelajaran Ulum:
    Dayah selama ini mengajarkan mata pelajaran seperti Tafsir, Hadis, Aqidah, Fiqih, dan Nahwu secara intensif dengan pendekatan tradisional, sedangkan Madrasah menyajikan kurikulum nasional (Al-Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab) yang kontennya banyak tumpang tindih.
  • Beban Akademik dan Jadwal yang Padat:
    Peserta didik yang mengikuti kedua sistem harus mengatur waktu untuk materi yang serupa, sehingga waktu belajar menjadi terbagi dan jadwal yang padat menambah tekanan, kelelahan, serta stres.
  • Pengelolaan Terpisah dan Minimnya Koordinasi:
    Sistem administrasi dan perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara terpisah di Dayah dan Madrasah menghambat sinergi, inovasi pengajaran, dan evaluasi yang efektif.

B. Dampak Negatif

  • Inefisiensi Penggunaan Sumber Daya dan Anggaran:
    Duplikasi materi dan pengelolaan yang terpisah mengakibatkan pemborosan anggaran serta penggunaan sumber daya manusia yang tidak optimal.
  • Penurunan Kualitas Pembelajaran:
    Beban belajar yang berlebihan mengurangi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas, soft skill, serta mengakibatkan penurunan minat belajar.
  • Tingkat Stres yang Tinggi:
    Jadwal yang padat dan tekanan akademik meningkatkan risiko kelelahan dan stres pada siswa, yang pada akhirnya mengganggu kesejahteraan psikologis.

II. Tujuan Reformasi

Reformasi ini bertujuan untuk:

  1. Integrasi Kurikulum:
    Menyesuaikan kurikulum Dayah agar mengikuti kurikulum madrasah melalui konsolidasi silabus dan modul ajar terpadu. Dengan demikian, materi serupa tidak diajarkan dua kali sehingga beban belajar siswa berkurang.
  2. Optimalisasi Pengelolaan SDM:
    Membangun sistem manajemen terpadu yang meningkatkan koordinasi antara guru dan tendik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
  3. Pengurangan Beban Akademik:
    Menyusun ulang jadwal pembelajaran secara efisien dengan alokasi waktu fleksibel, sehingga siswa mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan ruang untuk pengembangan soft skill.
  4. Penerapan Sistem Disiplin yang Humanis:
    Mengubah pendekatan disiplin tradisional menjadi sistem yang mendukung kesehatan mental melalui konseling, reward, dan keterlibatan orang tua serta komunitas.

III. Strategi dan Rencana Implementasi

A. Integrasi Kurikulum

  • Penyusunan Silabus Terpadu:
    Tim gabungan yang terdiri dari perwakilan Dayah dan Madrasah akan melakukan analisis mendalam terhadap konten pelajaran ulum yang tumpang tindih. Hasilnya, silabus akan dikonsolidasikan dan disusun modul ajar terpadu yang menggabungkan keunggulan hafalan dan kajian kitab kuning dengan metode studi kasus dan diskusi interaktif yang lebih sistematis.
  • Revisi Jadwal Pembelajaran:
    Jadwal pembelajaran akan disusun ulang agar tidak terjadi tumpang tindih antara materi yang sama. Waktu belajar diatur sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan waktu istirahat dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler serta pengembangan soft skill.

B. Peningkatan Kompetensi dan Koordinasi SDM

  • Pelatihan dan Workshop Bersama:
    Guru dari kedua lembaga akan mengikuti workshop intensif untuk menyamakan paradigma pengajaran dan meningkatkan kompetensi, termasuk pemanfaatan teknologi pendidikan. Workshop ini juga akan mengajarkan penggunaan platform digital untuk mendukung koordinasi perencanaan dan evaluasi pembelajaran.
  • Sistem Manajemen Terpadu:
    Implementasi platform digital yang memungkinkan perencanaan, monitoring, dan evaluasi pembelajaran secara real-time. Rapat koordinasi rutin (misalnya, bulanan) antara guru dan tendik akan dilakukan untuk mengevaluasi progres dan merumuskan inovasi pengajaran.
  • Sistem Penghargaan dan Apresiasi:
    Penerapan reward bagi guru dan tendik yang berhasil mengimplementasikan metode pengajaran integratif dan bagi siswa yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam aspek akademik serta kesejahteraan psikologis.

C. Penerapan Sistem Disiplin yang Humanis

  • Pendekatan Konseling:
    Menyediakan layanan konseling rutin bagi siswa untuk mengatasi stres dan kelelahan, sehingga kesehatan mental tetap terjaga.
  • Sistem Reward dan Apresiasi:
    Mengapresiasi perilaku positif dan prestasi melalui sistem penghargaan yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kesejahteraan emosional.
  • Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas:
    Melibatkan orang tua secara aktif melalui pertemuan rutin untuk mendukung program pembinaan karakter dan menciptakan sinergi antara rumah dan lingkungan sekolah.

IV. Tabel Integrasi Kurikulum dan Manajemen SDM





Aspek Dayah Darul'ulum (Penyesuaian) Madrasah Aliyah Darul'ulum Strategi Integrasi dan Manajemen Dampak yang Diharapkan
Materi Pelajaran Ulum Mengajarkan Tafsir, Hadis, Aqidah, Fiqih, Nahwu, dll. (Disesuaikan agar selaras dengan kurikulum madrasah) Mengajarkan Al-Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah, Bahasa Arab - Konsolidasi silabus untuk menghindari duplikasi materi. - Modul ajar terpadu yang menggabungkan pendekatan tradisional (hafalan & kajian kitab) dengan metode interaktif modern. - Peserta didik memperoleh pemahaman komprehensif tanpa pengulangan materi, sehingga beban belajar berkurang.
Metode Pengajaran Metode hafalan, kajian kitab kuning, diskusi tradisional Pembelajaran interdisipliner, studi kasus, penggunaan multimedia - Workshop bersama untuk menyamakan metode pengajaran. - Integrasi teknik diskusi tradisional dengan pembelajaran interaktif guna mengurangi tekanan belajar. - Peningkatan minat dan partisipasi siswa, serta pengurangan stres dan kelelahan.
Jadwal Pembelajaran Jadwal yang padat, perlu disesuaikan agar tidak menambah beban Jadwal terstruktur sesuai standar Kemenag - Revisi jadwal terpadu untuk menghindari tumpang tindih materi. - Alokasi waktu fleksibel untuk istirahat, ekstrakurikuler, dan pengembangan soft skill. - Pengurangan kelelahan dan stres siswa, serta waktu belajar yang lebih efisien dan seimbang.
Manajemen & Koordinasi Pengelolaan internal terpisah, perlu integrasi Sistem manajemen formal berbasis kurikulum nasional - Penggunaan platform manajemen terpadu digital. - Rapat koordinasi rutin dan dashboard monitoring untuk evaluasi bersama secara real-time. - Koordinasi yang lebih efektif, inovasi metode pembelajaran yang berkelanjutan, dan optimalisasi penggunaan sumber daya.
Disiplin & Pengembangan Karakter Sistem disiplin tradisional yang perlu humanisasi untuk mengurangi stres dan kelelahan Disiplin formal dengan penekanan pada nilai nasional dan keislaman - Penerapan sistem konseling dan reward. - Keterlibatan aktif orang tua dan komunitas dalam pembinaan karakter serta kesejahteraan psikologis siswa. - Lingkungan pembelajaran yang mendukung kesehatan mental, mengurangi stres, dan membentuk karakter siswa secara positif.
Tabel di atas menyajikan gambaran komprehensif mengenai integrasi antara kurikulum dan manajemen SDM di lingkungan Dayah Darul'ulum dan Madrasah Aliyah Darul'ulum Banda Aceh. Dengan mengintegrasikan materi pelajaran, menyamakan metode pengajaran, merevisi jadwal, serta mengoptimalkan manajemen dan koordinasi SDM, diharapkan dapat mengurangi beban akademik dan stres pada siswa. Pendekatan humanis dalam disiplin dan pengembangan karakter juga mendukung pencapaian kualitas pendidikan yang lebih optimal, sehingga lulusan mampu bersaing di era global dengan keseimbangan emosional dan keunggulan akademik.

V. Kesimpulan dan Harapan

Reformasi ini mengusulkan penyesuaian kurikulum Dayah agar selaras dengan kurikulum madrasah, tanpa mengurangi substansi kekayaan tradisional yang selama ini menjadi kekuatan Dayah. Dengan integrasi materi pelajaran, penyusunan jadwal yang lebih efisien, dan penerapan sistem manajemen SDM terpadu, diharapkan beban belajar siswa dapat berkurang secara signifikan, sehingga kelelahan dan stres dapat diminimalisir. Pendekatan humanis melalui sistem konseling dan reward mendukung pembentukan karakter serta kesejahteraan psikologis peserta didik.

Dengan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan—pimpinan, guru, tendik, orang tua, dan masyarakat—reformasi ini diharapkan menjadi model pendidikan terpadu yang efisien, inovatif, dan humanis, sehingga lulusan Dayah Darul'ulum dan Madrasah Aliyah Darul'ulum Banda Aceh dapat menghadapi tantangan global dengan bekal pengetahuan mendalam dan keseimbangan emosional yang optimal.



Dayah Modern Darul Ulum YPUI Banda Aceh Pelepasan lulusan Angkat ke 30 tahun 2025

Banda Aceh – Dayah Modern Darul Ulum YPUI Banda Aceh lakukan pelepasan lulusan. Angkatan ke 30 jenjang MTs (kelas IX) dan MA (kelas XII) pad...